Remaja Masjid Raya Taluk

Lintaubuo Tanah Datar

Minggu, 14 Februari 2010

Bukan Sandiwara Cinta

Suatu hari Rafdi, satu-satunya sarjana agama Islam nagari yang beristrikan orang Taluak, bertanya kepada Feri Harbeni. “Kenapa pemuda Taluak yang berpendidikan tinggi, berwawasan luas, apalagi yang tamatan IAIN memilih gadis daerah lain dijadikan istri, apakah tidak ada gadis Taluak yang menarik hati mereka?”. Untuk menerangkannya Feri Harbeni meminta Rafdi untuk melakukan sebuah sandiwara. “Buya”, kata Feri Harbeni,” di SLTP Koto Panjang, tempat Buya mengajar ada seorang siswi bernama Putri Ramadhani. Sampaikan salam dari Feri Harbeni untuknya”. Beberapa hari kemudian bertemulah Feri Harbeni dengan Rafdi. “Bagaimana hasilnya, Buya ?”, Tanya Feri Harbeni.” Salam telah saya sampaikan, dia membalasnya dengan memberikan sebuah tasbih untuk berzikir”, jawab Rafdi. “Buya tahu arti semua ini?”, Tanya Feri Harbeni lagi. “Tidak tahu!”. “ Putri Ramadhani sebelumnya telah mengetahui bahwa saya sarjana agama Islam. Dia tahu bahwa sarjana-sarjana Islam itu sehabis shalat zikirnya panjang”. Jawab Feri Harbeni. “ Apa hubungannya tasbih dengan gadis Taluk?”, Tanya Rafdi yang masih belum mengerti juga. “Tasbih gunanya untuk berzikir, mengingat Allah. Kalau yang dipakai untuk berzikir itu tasbih hadiah dari seorang gadis yang ingat bukan Allahnya tapi gadisnya”. “Betul .. betul..betul..”, kata Rafdi kayak Ipin saja. Begitulah sandiwaranya. Bagaimana dengan gadis-gadis Taluak?. Mereka kebanyakan, tapi tidak semuanya berinteraksi dengan semua tipe dan latar belakang pendidikan pemuda dengan cara-cara yang bertolak belakang dari cara-cara gadis dari nagari Tigo Jangko di atas. Minim kecerdasan emosi kebanyakan sensualitasnya. Bagaimana gadis-gadis Taluk ‘bersaing’ nantinya di kampus-kampus bagi yang kuliah, atau di kota-kota bagi yang kerja. Jika unsur-unsur sensualitas yang dipergunakan oleh anak gadisnya dapat dibayangkan seperti apa sumondo-sumonda urang Taluak, hanya laki-laki peduli urusan perut dan kelamin minus kepeduliannya terhadap urusan umat dan Islam, walaupun mereka bertitel sarjana, pegawai, ataupun sebagai aparat keamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar