Dari sekian banyak kesempatan berdiskusi antara Feri Harbeni dan Rafdi yang juga diikuti juga beberapa tokoh Taluak, terbahaslah tentang na-sib pemuda atau remaja Nagari Taluk. Sangat mudah dilihat betapa mereka terbawa arus globalisasi dan westernisasi. Mereka yang tergolong pelajar SLTP dan SLTA tampak begitu rapuh menghadapi tantangan zaman. Perhatikanlah pelajar putrinya dalam mengikuti mode yang menjadi trend. Perhatikanlah bagaimana pelajar putranya mengisi waktu muda mereka. Rata-rata kegiatan mereka beroriantasi duniawi saja. Mana waktu bagi mereka untuk mendalami agama, untuk memperbaiki akhlak mereka, ataupun mendalami aqidah Islam. Apa lagi waktu untuk memperjuangkan Islam.
Mereka dibesarkan oleh orangtua, keluarga, dan masyarakat, yang sebagian besar nilai-nilai agama atau nilai-nilai kebaikan bersumber dari malin-malin berpahamkan agama tradisional. Bukannya meningkatkan kedekatan kepada Allah dan RasulNya, tapi malahan menutupi indahnya Islam dan kebesaran Islam dengan ajaran-ajaran ataupun doktrin agama yang kaku. Doa pakai kemenyan, mendoakan orang yang meninggal dunia butuh pengeluaran yang besar bagi keluarga yang kemalangan. Dari hari pertama kematian hingga 110 hari. Dan tidak percaya bahwa bumi ini bulat. Beberapa contohnya saja.
Dari keadaan seperti ini tentulah melemahkan pelajar Nagari Taluk dalam hal merahi prestasi. Betapa tidak, pelajar-pelajar Nagari Taluk didoakan oleh orangtua-orang tua yang masih kurang pemahamannya terhadap beragama dengan benar. Sedangkan pelajar-pelajar dari daerah lain didoakan oleh orangtua-orangtua mereka yang mendapat pemahaman tentang keislaman dari ulama-ulama yang mengikuti Allah dan Rasulnya. Saudara-saudara, doa pihak mana yang akan diterima di sisi Allah SWT ?
Maka dari berbagai kesempatan diskusi, bersama beberapa orang Taluak yang berjiwa pembaharuan, diputuskan perlunya suatu tindakan agar pelajar Taluk tidak gamang menghadapi tantangan zaman. Untuk itu Feri Harbeni dan Rafdi mencoba merangkul pelajar Nagari Taluk, bagi yang ingin, supaya mereka mempunyai cara berpikir dan bertindak Islami. Yang bersumberkan Alquran dan Hadits, pendapat para sahabat, dan ijma’ para ulama-ulama mujtahid. Dengan harapan agar mereka mempunyai keinginan berhaji ke Mekah bukannya bersafar ke Ulakan, rindu berdoa di makam Rasulullah SAW bukannya rindu dengan pada makam Syekh Burhanuddin, berobat dengan cara Rasulullah SAW bukannya berobat dengan cara mendatangi dukun lalu memberikan sesajen kepada setan sumur berupa sitawa sidingin.
Selain itu pelajar Taluak diperkenalkan dengan ilmu psikologi agar mereka mengenali potensi yang ada pada diri mereka. Menerangi jiwa mereka tentang keadaan nagari sebagai lingkungan kelahiran dan tempat tinggal mereka. Dan yang lebih penting mendoakan mereka agar mereka berprestasi, selalu mendapat solusi dalam kehidupan mereka, dan dipermudahkan dalam menempuh cita-cita mereka, tentu semuanya dengan seizin Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar